Ribuan Jamaah Hadiri Mujahadah dan Sholawatan di Ponpes APIKUNO Cikal Tuntang
Ergainfo.com — Semarang. Suasana penuh kekhidmatan dan haru menyelimuti halaman Pondok Pesantren APIKUNO Cikal, Tuntang, Kabupaten Semarang, Rabu malam (11/6). Ribuan jamaah dari berbagai daerah di sekitar Kabupaten Semarang tumplek blek dalam gelaran Mujahadah dan Sholawatan yang berlangsung mulai pukul 19.30 hingga jelang tengah malam.
Acara ini menghadirkan KH Mahfudz Ubaidillah, seorang ulama karismatik dan figur sentral dalam dunia dakwah tradisional yang dikenal luas karena tausiyahnya yang menyejukkan dan penuh hikmah.
Sebuah Tradisi yang Terjaga
Mujahadah dan Sholawatan di Ponpes APIKUNO Cikal bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari tradisi keagamaan yang telah mengakar dalam kehidupan pesantren dan masyarakat. Ribuan santri, alumni, warga desa, serta jamaah umum datang dengan penuh semangat dan kekhusyukan.
“Kegiatan ini bukan hanya rutinitas, tapi momentum penyucian hati dan penguatan spiritual masyarakat,” ujar salah satu panitia acara, Ustadz Abdul Majid, saat ditemui tim Ergainfo di lokasi.
Dakwah Penuh Cinta
Dalam ceramahnya, KH Mahfudz Ubaidillah menekankan pentingnya menjaga keikhlasan dalam beribadah, memperbanyak sholawat, dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Beliau juga mengingatkan agar umat Islam tetap memegang teguh nilai-nilai tradisi keilmuan pesantren sebagai benteng moral di tengah zaman yang penuh tantangan.
“Sholawat itu bukan sekadar lantunan. Ia adalah jembatan menuju rahmat Allah, pengikat hati kita pada Rasulullah,” ujar KH Mahfudz, disambut gema "Sholli ‘ala Muhammad!" dari para jamaah.
Meriah, Namun Penuh Khidmat
Meski ribuan orang hadir, suasana tetap tertib dan kondusif. Tim keamanan pesantren, dibantu warga sekitar, mengatur lalu lintas dan parkir. Jamaah tampak memadati area utama, hingga tenda tambahan yang dipasang di halaman.
Acara ditutup dengan doa bersama dan pembacaan sholawat Simtudduror, menggetarkan malam Tuntang dengan nuansa kerinduan spiritual.
Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga ruang sosial yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat. Ponpes APIKUNO Cikal sekali lagi membuktikan bahwa tradisi Islam Nusantara masih hidup, tumbuh, dan membumi—menyentuh hati ribuan umat.