ERGA DIGITAL
ZoyaPatel

Beternak Kambing, Jalan Sederhana Menuju Mandiri

Mumbai

Beternak Kambing, Jalan Sederhana Menuju Mandiri

Di tengah tantangan ekonomi dan keterbatasan lapangan kerja di desa, beternak kambing hadir sebagai salah satu peluang yang menjanjikan — murah modalnya, besar manfaatnya. Tak perlu lahan luas, tak perlu teknologi canggih, dan tak perlu ijazah tinggi. Yang dibutuhkan hanya kemauan belajar, ketelatenan, dan konsistensi.

Bagi sebagian orang, memelihara kambing hanyalah pekerjaan sampingan. Tapi bagi mereka yang jeli dan serius, ini bisa menjadi jalan hidup — bahkan sumber penghasilan utama keluarga. Mulai dari menjual kambing kurban, aqiqah, hingga pupuk kandang organik, semua punya nilai ekonomis yang tidak bisa diremehkan.

Namun, seperti halnya semua jenis usaha, beternak kambing juga perlu ilmu. Banyak peternak pemula yang gagal di tahun pertama, bukan karena tidak punya modal, tetapi karena minim pengetahuan dasar tentang perawatan yang benar.

Oleh karena itu, dalam buku panduan sederhana ini, kami rangkum 10 tips penting yang wajib diketahui oleh siapa saja yang ingin memulai usaha beternak kambing — dari cara memilih bibit, merawat kandang, hingga tips manajemen sederhana yang sering dilupakan. Semua ditulis dengan bahasa mudah dimengerti dan dapat langsung dipraktikkan, terutama oleh warga desa yang ingin memulai usaha dengan cara yang alami, hemat, dan berkelanjutan.

Karena sesungguhnya, peternakan bukan hanya tentang memberi makan, tapi tentang merawat kehidupan — dan dari situlah rezeki akan datang.


1. Pilih Bibit Kambing yang Sehat

Memilih bibit kambing yang sehat adalah langkah pertama dan sangat penting dalam beternak. Jangan hanya tergiur harga murah dari pasar hewan, tapi cermati kondisi fisik dan kelakuan kambing tersebut. Bibit kambing yang baik akan menunjukkan tanda-tanda vital seperti mata jernih, tidak berair, bulu mengkilap, tidak rontok berlebihan, dan postur tubuh yang tegap serta tidak pincang. Kambing sehat juga terlihat aktif, lincah, dan memiliki nafsu makan tinggi. Jangan lupa cek juga bagian anus, apakah kering dan bersih, serta kondisi gigi dan kuku. Dengan bibit yang baik, peluang sukses dalam penggemukan maupun pembiakan jadi lebih besar dan risiko kerugian akibat penyakit bisa diminimalisir sejak awal.


2. Kandang Harus Kering dan Tidak Pengap

Kandang kambing harus memenuhi tiga syarat utama: bersih, kering, dan cukup sirkulasi udara. Banyak peternak pemula mengabaikan faktor kandang, padahal tempat tinggal yang buruk bisa menyebabkan kambing gampang sakit. Idealnya, lantai kandang dibuat dari kayu atau bambu dengan celah agar kotoran jatuh ke bawah. Kandang sebaiknya ditinggikan minimal 50 cm dari tanah untuk menghindari kelembaban dan memudahkan pembersihan. Ventilasi udara harus cukup agar tidak pengap, karena udara lembab memicu tumbuhnya jamur, bakteri, dan membuat kambing stres. Ukuran kandang juga perlu disesuaikan agar tidak terlalu padat. Kandang yang nyaman bukan cuma bikin kambing sehat, tapi juga mempercepat pertumbuhan bobot dan produktivitasnya.


3. Mandikan Kambing Sekali Seminggu

Memandikan kambing memang terdengar repot, tapi ini bagian penting dari perawatan. Kebersihan tubuh kambing memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan. Mandikan kambing minimal seminggu sekali dengan air hangat dan sabun khusus hewan (atau sabun ringan), terutama di musim kemarau. Fokuskan pada bagian lipatan tubuh, bawah perut, dan sela-sela kuku — tempat favorit kutu dan parasit berkembang. Setelah mandi, kambing sebaiknya dijemur agar tidak lembap. Kambing yang rutin dimandikan akan terhindar dari penyakit kulit, jamur, serta bau menyengat yang bisa bikin pembeli malas datang. Bonusnya, kambing jadi lebih bersih, segar, dan sedap dipandang, terutama saat dijual atau ditampilkan dalam bazar ternak.


4. Pakan Harus Variatif

Pakan yang baik bukan soal banyaknya rumput, tapi soal keseimbangan nutrisinya. Banyak peternak hanya mengandalkan rumput liar sebagai pakan utama, padahal kambing juga butuh asupan karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Hijauan segar seperti rumput gajah, daun turi, lamtoro, dan kaliandra bagus untuk serat. Kombinasikan dengan bahan pakan tambahan seperti dedak, ampas tahu, kulit singkong, dan jagung giling. Tambahkan pula pakan fermentasi agar pencernaan kambing lebih optimal dan efisien. Semakin variatif dan seimbang, semakin cepat kambing tumbuh, lebih tahan penyakit, dan hasil penggemukannya maksimal. Ingat: kambing sehat dan cepat besar tidak cukup diberi makan asal-asalan saja.


5. Air Minum Bersih Wajib 24 Jam

Kambing membutuhkan air bersih setiap saat untuk membantu proses pencernaan dan metabolisme tubuhnya. Kekurangan air bisa membuat kambing stres, tidak nafsu makan, bahkan rentan terkena penyakit ginjal dan pencernaan. Pastikan ember atau tempat minum tersedia 24 jam, bersih, dan tidak terkontaminasi lumpur, feses, atau sisa pakan. Tempatkan di posisi yang mudah dijangkau dan tidak mudah tumpah. Air harus diganti minimal dua kali sehari. Sebagai tambahan, peternak bisa mencampurkan sedikit garam krosok seminggu sekali untuk membantu menambah asupan mineral. Kambing yang cukup minum akan lebih aktif, nafsu makan terjaga, dan pertumbuhannya optimal.


6. Vaksinasi dan Vitamin Berkala

Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan itu berlaku juga untuk ternak kambing. Vaksinasi sangat penting untuk melindungi kambing dari penyakit menular yang bisa menimbulkan kematian massal, seperti anthrax, tetanus, dan penyakit mulut dan kuku (PMK). Konsultasikan dengan dokter hewan atau petugas peternakan setempat mengenai jadwal vaksinasi yang tepat. Selain itu, pemberian vitamin dan mineral tambahan, seperti vitamin B kompleks, A, D, E, serta kalsium, sangat membantu menjaga daya tahan tubuh kambing. Kambing yang cukup vitamin akan lebih tahan terhadap stres cuaca, perubahan pakan, dan proses pemeliharaan. Jangan tunggu kambing sakit dulu baru panik — rawat sejak sehat!


7. Pisahkan Jantan dan Betina Bila Belum Siap Kawin

Kambing memiliki naluri kawin yang tinggi, bahkan sejak usia 5–6 bulan. Jika kambing jantan dan betina dibiarkan campur sejak kecil, bisa terjadi kawin dini yang berdampak buruk pada kesehatan induk dan kualitas anak. Induk yang terlalu muda akan melahirkan anak yang lemah, dan proses menyusunya pun tidak maksimal. Untuk itu, pisahkan kandang jantan dan betina sampai usia matang kawin (sekitar 8 bulan ke atas). Perkawinan terencana juga memungkinkan peternak mengatur kelahiran secara bergilir dan optimal, sehingga kambing bisa dijual dalam siklus yang menguntungkan. Ini bagian penting dari manajemen ternak yang jarang dilakukan oleh peternak pemula, padahal hasilnya luar biasa besar.


8. Jangan Terlalu Banyak di Awal

Banyak pemula yang tergiur membeli banyak kambing di awal karena ingin cepat panen. Tapi realitanya, semakin banyak kambing, semakin besar juga tanggung jawab dan biaya harian yang dibutuhkan. Tanpa pengalaman, bisa-bisa peternak kewalahan sendiri. Sebaiknya mulai dari 2–3 ekor terlebih dahulu. Fokus pada bagaimana merawatnya dengan benar, memperhatikan kondisi kesehatannya, dan mengatur ritme pemberian pakan dan pembersihan kandang. Setelah merasa terbiasa dan punya pola yang efektif, baru mulai menambah jumlah secara bertahap. Memulai sedikit demi sedikit akan membangun pengalaman dan kepercayaan diri peternak, serta meminimalisir risiko rugi besar karena salah kelola.


9. Bersihkan Kandang Setiap Hari

Kandang yang bersih adalah fondasi utama dalam peternakan. Kotoran kambing yang menumpuk bukan hanya berbau, tapi juga menjadi sumber penyakit seperti kudis, diare, dan infeksi kuku. Idealnya, pembersihan dilakukan setiap pagi, dimulai dari mengangkat kotoran padat, mencuci tempat makan dan minum, serta menyapu sisa pakan yang membusuk. Kandang juga bisa disemprot dengan disinfektan alami seminggu sekali agar steril dari bakteri dan jamur. Kambing yang hidup di lingkungan bersih lebih sehat, pertumbuhannya cepat, dan jarang stres. Selain itu, lingkungan yang bersih juga memberi kesan baik bagi pembeli atau calon investor yang berkunjung ke kandang.


10. Catat Semua Pengeluaran dan Kelahiran

Sukses dalam beternak bukan hanya soal bisa rawat hewan, tapi juga soal bisa menghitung untung rugi. Banyak peternak kecil yang tidak tahu berapa biaya yang dikeluarkan dan berapa hasil yang didapat, karena tidak pernah mencatat. Mulailah dengan buku tulis sederhana, catat setiap pembelian pakan, vitamin, biaya vaksin, dan segala pengeluaran lain. Catat juga kapan kambing melahirkan, berapa anak yang lahir, kapan dijual, dan dengan harga berapa. Data ini akan sangat membantu dalam evaluasi usaha dan menentukan strategi ke depan. Beternak itu juga bisnis, dan bisnis yang rapi pasti lebih mudah berkembang.


Ahmedabad