Remaja Erga Gelar Kajian Motivasi Islam di Kampung, Angkat Tema "Valentine Day dalam Pandangan Islam"
Bawen, Jawa Tengah – Di tengah derasnya arus digital yang kian liar dan mengikis nilai keimanan generasi muda, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Remaja Erga menggelar kajian motivasi Islam di kawasan kampung, tepatnya di Masjid Al-Afdhol, Bawen. Acara ini digelar sebagai respons atas kegelisahan akan kondisi remaja Islam saat ini yang rentan terpapar budaya negatif dari media sosial dan gaya hidup bebas.
Dengan mengusung konsep kajian yang dikemas dalam format training dan motivasi keislaman, kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari puluhan remaja, baik putra maupun putri. Kegiatan tersebut sekaligus mematahkan stigma bahwa remaja masa kini enggan mengikuti pengajian atau kegiatan dakwah.
Menariknya, tema yang diangkat bertajuk "Valentine Day dalam Pandangan Islam", dipilih secara strategis karena bertepatan dengan bulan Februari yang kerap dipenuhi euforia hari kasih sayang ala Barat. Tema ini berhasil menarik perhatian peserta, sekaligus menjadi pintu masuk untuk mengupas dampak budaya populer terhadap moral remaja Muslim.
Hadir sebagai pemateri utama, Ustadz Abu Rasydan, yang juga dikenal dengan sebutan Ustadz Hendro Dahsyat, menyampaikan materi dengan gaya lugas dan membumi. Dalam penyampaiannya, ia menyoroti kondisi sosial remaja saat ini, khususnya di wilayah Bandungan—yang dikenal sebagai kawasan yang rentan terhadap perilaku menyimpang. Ironisnya, meski banyak pondok pesantren berdiri di wilayah tersebut, data lapangan menunjukkan bahwa sekitar 60% pelaku kemaksiatan justru berasal dari kalangan remaja.
Ustadz Hendro memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, mulai dari bahaya pornografi, pornoaksi, pergaulan bebas, hingga merebaknya pengaruh LGBT. Dengan tegas, ia mengajak para remaja untuk kembali mendekat kepada Islam sebagai solusi utama menghadapi tantangan zaman. Salah satu cara yang disarankannya adalah mengikuti kajian rutin dan membangun lingkungan yang mendukung pertumbuhan iman.
"Kalau kita tidak sibukkan diri dengan majelis ilmu, maka kita akan sibuk dengan hal-hal yang menjerumuskan," tegasnya di hadapan para peserta.
Acara ini menjadi bukti bahwa dakwah remaja di kampung tetap relevan dan sangat dibutuhkan. Remaja Erga berharap kegiatan serupa bisa terus dilanjutkan sebagai bentuk perlawanan terhadap arus budaya destruktif yang mengancam masa depan generasi Islam.