Saluran Informasi kita bersama

MAKAM SYECH MAULANA WANGSIT DESA LEMAHIRENG BAWEN


MAKAM SYECH MAULANA
WANGSIT

Dua tahun terakhir, di desa lemah ireng bawen kabupaten
semarang telah ditemukan makam waliyuwoh yang pernah berdakwah diwilayah ini.
menurut masyarakat setempat peristiwa ini terjadi pada abad ke 14 sampai 15
yaitu pada masa kejayaan kerajaan pajang.

masyarakat pribumi dalam hal ini adalah penduduk desa lemah
ireng, menyebutnya dengan syech maulana wangsit atau mbah wangsit. menurut
sumber yang kami dapatkan, beliau bernama lengkap syeh wongso wangsito, atau
lebih terkenal dengan nama syeh maulana wangsit.

Syeh Maulana wangsit pada waktu masih muda bernama kebo
amiluhur, yang merupakan putra raja pengging. raja pengging sendiri sebelum
menjadi raja bernama Joko sengoro, yang merupakan putra dari ulama terkemuka
yang bernama Sekh Jumadil kubro. Syeh Jumadil kubro sendiri hidup pada zaman
Prabu Brawijaya 5, yang pada waktu itu berkuasa di majapahit. 

sehingga secara garis keturunan, kebo amiluhur atau mbah
wangsit adalah putra dari joko sengoro, yang nantinya menjadi Raja Pengging,
dan merupakan putra dari syeh jumadil kubro. sehingga secara silsilah, kebo
amiluhur atau mbah wangsit adalah cucu dari syeh jumadil kubro. perlu
diketahui, kerajaan pengging sendiri pada masa itu berada diwilayah kekuasaan
majapahit.

 

BERDIRINYA KERAJAAN
PENGGING.

Jauh sebelum berdirinya kerajaan pengging, ada peristiwa
menarik dikerajaan majapahit, dimana peristiwa ini nantinya menjadi peristiwa
kunci tentang silsilah mbah wangsit sendiri.

Dikisahkan pada waktu itu, terjadilah peristiwa yang
menggemparkan istana majapahit, yaitu salah satu dari Putri Brawijaya 5 yang
bernama retno pambayun hilang dari kerajaan.

berbagai upaya sudah dilakukan oleh Prabu Brawijaya untuk
menemukan anaknya kembali, namun belum membuahkan hasil, akhirnya prabu
Brawijaya mengadakan sayembara, barang siapa yang bisa menemukan putrinya,
kalau seorang lelaki akan dijodohkan dengan anaknya, tapi kalau perempuan akan
dijadikan saudara sang putri. Dalam waktu singkat, sayembara kerajaan itupun
sudah menyebar seantero negeri. termasuk sampai ke wilayah tempat joko sengoro
menetap. 

Mendengar berita tersebut, joko sengoro pun mengikuti
sayembara tersebut. 

dengan tekad yang kuat dan ilmu kanuragan yang mumpuni, joko
sengoro berangkat untuk mencari putri raja majapahit. 

sampai akhirnya joko sengoro berhasil menemukan retno
pambayun, yang ternyata diculik oleh minak dadali putih, seorang adipati dari
Blambangan.

setelah berhasil mengalahkan minak dadali putih, jongo
sengoro kembali ke istana dan menghadap prabu brawijaya untuk menyerahkan Retno
pambayun. Prabu Brawijaya pun menepati janjinya, joko sengoro akhirnya
dinikahkan dengan Retno pambayun, bahkan saking bahagianya dan takjub dengan
keberanian pemuda tersebut, maka beliau memberikan wilayah pengging kepada joko
sengoro.

prabu brawijaya juga memberikan kewenangan penuh kepada joko
sengoro untuk mengatur dan mengelola wilayah pengging.  meskipun sebenarnya status kepemimpinan joko
sengoro dipengging adalah adipati, namun dengan diberi kewenangan secara penuh
tersebut, maka lebih identik dengan status seorang raja.

prabu brawijaya juga memberikan gelar kepada joko sengoro
dengan sebutan sri makurung handayaningrat. dengan demikian, peristiwa ini
menjadi titik awal berdirinya kerajaan pengging, dengan raja pertamanya joko
sengoro yang bergelar srimakurung handayaningrat. 

 

PERANG MAJAPAHIT DAN
DEMAK

seiring Berjalannya waktu, joko sengoro dan retno pambayun
dikaruniai 3 anak laki laki, yang pertama diberi nama kebo kanigoro, anak yang
kedua diberi nama kebo Kenongo, dan anak yang ketiga diberi nama kebo amiluhur.
kebo amiluhur inilah yang nanti kenal dengan syech maulana wangsit.

kerajaan pengging dibawah kepemimpinan joko sengoro mampu
menjadikan wilayah kekuasaanya makmur. sampai pada ketiga anaknya beranjak
dewasa, sampai pada suatu ketika tatkala anaknya yang bungsu yaitu kebo
amilihur menginjak usia 16 tahun, majapahit dan demak berseteru hingga sampai
pada  terjadinya peperangan antara dua
kerajaan tersebut.

Dalam kondisi ini, pengging lebih memihak kepada majapahit
karena alasan kedekatan keluarga. sehingga, dalam konflik tersebut, pengging
ikut berperang bersama majapahit melawan kerajaan demak.

peperangan kedua kerajaan itu berlangsung hebat dan banyak
memakan korban, pada peperangan ini mengakibatkan kekalahan di Kerajaan
Majapahit, dan  joko sengoro sebagai raja
pengging juga terbunuh dalam peperangan tersebut.

Setelah peperangan berakhir, kerajaan pengging tidak memilik
pemimpin karena rajanya terbunuh. sehingga yang akan mengisi kekosongan tampuk
kekuasaan pengging adalah anak pertama yang bernama kebo kanigoro. namun,
diluar dugaan, kebo kanigoro sebagai putra pertama tidak menginginkan kursi
kekuasaan karena lebih memilih mendalami ilmu agama. kebo kanigoro tidak mau
ikut campur urusan pemerintahan meskipun dialah yang paling berhak.

dalam kondisi seperti ini, maka adiknya yang bernama kebo
kenongo yang menggantikan ayahnya sebagai raja pengging yang kedua. kebo
kenongo juga bergelar ki Ageng pengging anom, dalam menjalankan roda
pemerintahannya, kebo kenongo di dampingi tokoh spiritual yang bernama syeh
siti Jenar. 

 

PERANG DEMAK DAN
PENGGING

maka sampailah pada peristiwa Kerajaan Pengging diserbu oleh
kerajaan Demak. maka peperangan hebat pun tak terelakkan dan memakan banyak
korban baik prajurit maupun paniknya penduduk sipil.

melihat kejadian itu, kebo amiluhur yang pada waktu itu
masih berusia muda sangat bersedih, karena banyak rakyat yang tidak tahu menahu
justru menjadi korban dalam peperangan tersebut. sehingga kebo amiluhur lebih
memilih berlepas diri dari kondisi kerajaan pengging.

akhirnya kebo amiluhur memilih jalan lain, yaitu pergi
keluar dan meninggalkan Kerajaan Pengging, kebo amiluhur lebih memilih tidak
ikut urusan politik di Kerajaan Pengging. bahkan, dia juga melepaskan identitas
kerajaannnya dengan berpakaian layaknya rakyat pada umumnya, dan dia juga
memiliki nama baru yaitu ronggo. dalam pengembaraanya, dia lebih dikenal dengan
nama ronggo.

dengan demikian, ronggo mengembara dari satu kampung ke
kampung lain, masuk hutan satu ke hutan yang lain, hingga sampailah dia di
daerah tempat tinggalnya  Ki Ageng Selo.
disinilah ronggo berguru kepada kiageng selo dan banyak belajar tentang ilmu
agama maupun ilmu kanuragan. 

Karena ronggo bukanlah Manusia Biasa, tetapi manusia yang
memiliki kecerdasan tinggi, akhirnya tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa
menguasai ilmu yang diajarkan oleh ki Ageng Selo, baik ilmu kanuragan ataupun
pendalaman agama.

Di Kerajaan Demak, Sultan Fatah lagi gencar gencarnya
merekut para pemuda untuk dijadikan prajurit kerajaan. Informasi tersebut juga
sampai di telinga ronggo, sehingga ronggo ingin mengikutinya.  atas restu dari Ki Ageng Selo , ronggo pun
bergabung dan terpilih menjadi salah satu prajurit kerajaan Demak Bintoro. pada
masa inilah ronggo mengubah namanya dengan nama ronggo toh joyo. 

diKarenakan ilmu kanuragan yang di atas rata rata,  ronggo toh joyo terpilih menjadi panglima
perang demak Bintoro. tidak cukup sampai disitu, ronggo toh joyo diberi
tanggung jawab yang besar yaitu bertanggung jawab penuh dalam menjaga keamanan
yang ada di Kerajaan Demak Bintoro. itu artinya posisi ronggo toh joyo adalah
menjabat sebagai seorang senopati andalan dikerajaan demak bintoro.

KEJAYAAN KERAJAAN PAJANG

Tapi pada suatu hari ,terjadilah peristiwa di Kerajaan Demak
yaitu hilangnya benda pusaka keris Nogososro dan sabuk inten dari tempat
penyimpanan pusaka kerajaan . Karena pada waktu itu yang bertanggung jawab
menjaga keamanan dan menjadi panglima prajurit adalah ronggo toh joyo,maka
ronggo toh joyo diberi tanggung jawab untuk mencari keberadaan  keris Nogososro dan sabuk inten, untuk di
bawa lagi ke kerajaan. dan tidak boleh pulang ke Demak kalau tidak membawa
benda pusaka tersebut.

akhirnya ronggo toh joyo dengan di temani beberapa prajurit
keluar dari Demak untuk mencari benda pusaka tersebut.

sudah beberapa hari ronggo toh joyo keluar masuk hutan untuk
mencari keberadaan benda pusaka tersebut, tetapi belum menemukan yang di carinya,
akhirnya ketemu dengan sunan Kudus, dan oleh Sunan Kudus ronggo toh joyo
dijadikan muridnya, akhirnya dia belajar mendalami ilmu agama Islam langsung
kepada Sunan Kudus.

setelah menguasai ilmu agama yang diajarkan sunan Kudus,
ronggo pun disuruh pergi ke Pajang ,untuk menemui penguasa pajang saat itu,
sesampainya di Kerajaan Pajang, ronggo bertemu dengan penguasa panjang saat itu
yaitu Sultan hadiwijoyo, dan setelah mengenalkan diri kepada Sultan hadi
Wijoyo, ternyata Sultan hadiwijoyo masih keponakannya sendiri, sultan
hadiwijoyo atau Joko Tingkir adalah putra dari ki Kebo Kenongo yang tidak lain
adalah kakaknya sendiri, maka dari itu ronggo tohjoyo akhirnya diterima dengan
baik di Kerajaan Pajang ,dan dijadikan penasehat agama sekaligus pengajar agama
di Kesultanan pajang.

selama menjadi Penasehat agama di Kerajaan Pajang, ronggo
toh joyo bergelar ki wongso wangsito.diapun sering pergi ke Kudus  untuk memperdalam ilmu agamanya kepada sunan
Kudus, hingga suatu hari dalam perjalanannya menuju Kudus, ki wongso wangsito
melewati sebuah kampung yang di situ masyarakatnya banyak melakukan kemaksiatan
kemaksiatan, masyarakatnya banyak yang melakukan perjudian mabuk-mabukan dan
kemaksiatan kemaksiatan lainnya.

Dan setelah ki wongso wangsito masuk ke wilayah itu, ki
Wongso wangsito melihat satu rumah yang agak jauh dari pemukiman warga setempat
,yang  berada di sebuah bukit, ki Wongso
wasito mampir ke rumah yang ada di bukit tersebut, yang penghuninya adalah ki
waru beserta istrinya, juga seorang wanita yang bernama nyai sukati, akhirnya
ki waru bercerita kepada Ki Wongso wangsito bahwa yang berada di sekitar situ
semuanya gemar melakukan kemaksiatan, sehingga ki waru memilih untuk agak
menjauh dari pemukiman warga dan menetap di bukit itu.

Setelah mendengar penjelasan dari Ki Waru akhirnya Ki Wongso
wangsito,menamai daerah sekitar situ dengan nama lemau. Le mau sendiri berasal
dari bahasa Sansekerta yang berarti kerusakan atau berantakan. Akhirnya ki
wongso wangsito berniat menetap di situ dengan tujuan ingin warga di sekitar
situ kembali ke jalan yang baik.

Dan santri pertama di daerah situ adalah ki waru beserta
keluarganya, tidak begitu lama wongso wangsito berada di daerah situ ,ki waru
jatuh sakit dan meninggal dunia, akhirnya dimakamkan di samping rumahnya ,dan
sampai sekarang daerah pemakaman ki waru, oleh warga sekitar di beri nama makam
suaru.

Setelah sepeninggalnya ke waru, ki Wongso wangsito tetap
menyebarkan agama dan berdakwah di tempat itu, dengan dibantu nyai sukati,
setelah ada beberapa warga yang mau diajak ke jalan kebenaran yaitu agama
Islam, akhirnya ki wongso wangsito mendirikan sebuah Surau atau mushola di
sekitar pemukiman warga, diyakini sampai sekarang bahwa suro ataupun mushola
peninggalan Ki Wongso wangsito merupakan cikal bakal berdirinya Masjid al-huda.

Atas jasa ki wongso wangsito dalam berdakwah di sekitar
bukit lemau, akhirnya banyak warga yang masuk agama Islam meninggalkan dan
kemaksiatan kemaksiatan, dan sampai sekarang warga sekitar tetap Teguh
menjalankan perintah agama Demi meraih kamulyan sejati.

Adapun selain sebuah suro atau mushola, peninggalan Ki
Wongso wangsito masih banyak peninggalan beliau yang bisa dilihat sampai
sekarang, antara lain sendang awar-awar yang berada di sebelah pintu masuk Desa
Lemah Ireng, ada juga berupa alat musik angguk untuk mengiringi pembacaan
sholawat, alat musik angguk sendiri berupa semacam alat rebana yang berjumlah 4
buah.

Ada juga peninggalan yang sangat fenomenal yaitu kitab suci
Alquran tulisan tangan dari ki wongso wangsito.

Selain itu juga peninggalan beliau berupa benda pusaka
berwujud keris tombak dan tongkat ki Wongso wangsito.

Semua itu merupakan bukti bahwa ki wongso wangsito, bukankah
manusia Biasa ,tetapi merupakan salah satu manusia pinilih ,yang mempunyai
kelebihan ilmu olah kanuragan dan ilmu agama yang tinggi.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.